Blog

:)

Selamat datang di blog saya semoga apa yang tercantum atau tertulis di blog saya bermanfaat untuk dibaca dan bisa menambah ilmu pengetahuan. :)

Agustus 04, 2010

Cara Melacak Pembobol ATM Dengan Menggunakan Facebook



Facebook dimanfaatkan oleh lima mahasiswa UGM untuk melacak mesin ATM yang dicuri. Dikombinasikan dengan beberapa teknologi sederhana dan situs web-situs web lain, pelaku bisa dilacak dengan cepat. “Situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, dimanfaatkan untuk mengakses keberadaan si pelaku. Bahkan posisi pelakunya pun dapat diketahui dengan fasilitas Google Maps,” papar Muhammad Anis Al Hilmi, salah satu mahasiswa yang mengembangkan sistem tersebut.

Alat dengan sensor khusus dipasang di mesin ATM. Sensor tersebut didesain khusus agar bisa terhubung pada sebuah akun Facebook atau Twitter. Akun tersebut hanya dapat diakses kepolisian. Ketika perampokan terjadi, akun Facebook tersebut akan menerima pesan khusus berisi nama bank, nama dan nomor mesin, serta keberadaan pelaku.

“Kerja alat ini berbeda dengan CCTV yang harus selalu diawasi. Keberadaan pelakunya pun tidak bisa dideteksi langsung. Kalau dengan alat ini, sambil bermain Facebook, kejahatan bisa dikontrol,” jelas Anis. Alat yang dikembangkan sejak Januari lalu ini sudah diuji di kantor Polda Daerah Istimewa Yogyakarta. Pihak Polda pun memberikan apresiasi pada alat tersebut dan mengharapkan ada pengembangan lebih lanjut. Anis mengaku sudah ada beberapa bank yang tertarik dengan sistem buatannya.

Sistem ini dihargai Rp 10 juta. Anis mengatakan bahwa tingkat akurasi posisi pelaku akan ditingkatkan dari radius 8 meter menjadi 1 meter. Jadi, kalau brankas yang dicuri dibawa pergi, polisi bisa lebih cepat menyisir pelaku yang mungkin masih ada di sekitarnya. Anis dan timnya, yang terdiri dari Abdul Rokhman Assyukur, Fajar Aji Nugroho, dan Sean Satya Henura, meraih medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional XXIV di Makassar, 22 Juli lalu, atas pembuatan sistem keamanan ini. (Sumber)

Sejarah Kota Depok

sejarah depok bermula dari abad ke-17 (sebagian orang bilang tanggal 18 Mei 1696, sementara sebagian lagi bilang tanggal 13 maret 1675) ketika seorang pedagang belanda ex voc bernama cornelis chastelain membeli tanah di jatinegara, kampung melayu, karanganyar, pejambon, mampang, dan depok. saat itu ia membeli depok seharga 700 ringgit (tidak pernah disebutkan siapa pemilik sebelumnya) dan kemudian mempekerjakan para budak untuk bertani. chastelain membawa budaknya dari sulawesi, kalimantan, bali, dan betawi. sejak itu ia menjadi tuan tanah dan mendirikan "pemerintahan" depok.

pemerintah belanda pun akhirnya memutuskan untuk menjadikan chastelain gubernur depok yang pertama. sebelum di akhir hayatnya tanggal 28 juni 1714, chastelain menuliskan testamen untuk membebaskan seluruh budaknya beserta keluarga dan menjadikan mereka semua kristen dan membawa nama keluarga, yaitu soedira, leander, laurens, jonathans, loen, tholense, samuel, joseph, bacas, jacob, isakh, zadokh.

depok sendiri merupakan singkatan dari de eerste protestantse ordendaanse kristenen. namun di sisi lain, konon depok juga berarti tempat tinggal dari seorang yang hidup menyendiri.
bicara tentang depok, maka tidak terlepas bicara tentang pondok cina. nama pondok cina berawal dari tahun 1871 ketika Pemerintahan belanda menjadikan daerah depok sebagai daerah yang memiliki karesidenan sendiri. sebagai daerah baru, depok menarik minat pedagang-pedagang tionghoa untuk berjualan di sana. mengingat saat itu perjalanan dari depok ke jakarta bisa memakan waktu setengah hari, pedagang-pedagang tersebut membuat tempat transit di luar wilayah depok, yang bernama kampung bojong. mereka berkumpul dan mendirikan pondok-pondok sederhana di sekitar wilayah tersebut. dari sini mulai muncul nama pondok cina. menurut cerita, daerah pondok cina dulunya bernama kampung bojong. lama-kelamaan daerah tersebut disebut kampung pondok cina. sebutan ini berawal ketika orang-orang keturunan tionghoa datang untuk berdagang ke pasar depok. pedagang-pedagang itu datang menjelang matahari terbenam. karena sampainya malam hari, mereka istirahat dahulu dengan membuat pondok-pondok sederhana. kebetulan, di daerah tersebut ada seorang tuan tanah keturunan tionghoa. akhirnya mereka semua di tampung dan dibiarkan mendirikan pondok di sekitar tanah miliknya. lalu menjelang subuh orang-orang keturunan tionghoa tersebut bersiap-siap untuk berangkat ke pasar depok.
kampung bojong berubah nama menjadi kampung pondok cina pada tahun 1918. masyarakat sekitar daerah tersebut selalu menyebut kampong bojong dengan sebutan pondok cina. lama-kelamaan nama kampung bojong hilang dan timbul sebutan pondok cina sampai sekarang.
lalu siapakah margonda yang namanya menjadi nama jalan utama pondok cina-depok?

bek margonda, kabarnya nama itu yang lebih dikenal oleh orang-orang lama depok. sampai sekarang tidak ada yang tahu persis sejarah kepahlawanan margonda. keluarga Margonda sendiri (kabarnya ada di cipayung, depok) sampai sekarang belum dapat memberikan informasi mengenai sepak terjang atau dimana makam margonda.

berbeda dengan margonda, informasi mengenai tole iskandar sedikit lebih jelas. sepak terjang pahlawan ini di masa penjajahan jepang sedikit banyak sudah tercatat dalam perda nomor 1/1999 tentang hari jadi dan lambang kota depok.

setelah jepang menyerah kepada sekutu, heiho dan peta (Ppembela tanah air) dibubarkan. putra-putra heiho dan peta kembali ke kampungnya. mreka diperbolehkan membawa perlengkapan kecuali senjata. setelah indonesia merdeka 17 Agustus 1945, para pemuda depok, khususnya bekas heiho dan peta terpanggil hatinya untuk berjuang.

Pada September 1945, diadakan rapat pertama kali di sebuah rumah di Jalan Citayam (sekarang Jalan Kartini). Hadir diantaranya seorang bekas Peta, yakni Tole Iskandar berikut tujuh orang bekas Heiho dan 13 orang pemuda Depok lainnya. Pada rapat tersebut diputuskan dibentuk Barisan Keamanan Depok yang keseluruhannya berjumlah 21 orang. Tole Iskandar akhirnya terpilih menjadi komandan. Merekalah cikal bakal perjuangan di Depok.

Saat itu, senjata yang dimiliki Barisan Keamanan ini hanya empat pucuk karaben Jepang. Itu pun hasil rampasan dari polisi Jepang yang bertugas di Depok. Kolonel Samuan, salah satu tim penyusun sejarah perjuangan di Bogor, ke 21 orang ini diberi nama Kelompok 21. Selengkapnya mereka adalah sebagai berikut:

Tole Iskandar,
Abdoelah,
Saijan,
Sainan,
Sinan,
Salam A,
Niran,
Saidi Botjet,
Idan Saijan,
Tamin,
Joesoep,
Salam B,
Baoeng,
Mahroep,
Muhasim,
Hasbi,
Rodjak,
Tarip,
Kosim,
Nadjid, dan
Mamoen.
dari kelompok 21 ini tidak ada yang bernama margonda.

dengan demikian, siapa dan bagaimana Margonda masih penuh tanda tanya.

Catatan : LombaBlogDepok, 17 Juli – 17 September 2010

Komisi Gratis

Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

Suryapromo

Software Iklan Baris Massal

Bikin Duit

tehnik PenjualanOnline Tercepat