Blog

:)

Selamat datang di blog saya semoga apa yang tercantum atau tertulis di blog saya bermanfaat untuk dibaca dan bisa menambah ilmu pengetahuan. :)

November 23, 2008

pengunjung


border="0" alt="Web Counters">


Hit Counter

jumlah pengunjung

Ciptakan Deteksi Penyakit 1 Menit



BERPRESTASI: Dirgantara Reksa Ginanjar (kiri) dan Muhammad Ironanda Kurnia Jabbar menunjukkan sertifikat medali emas ISTE-ICPO.


Biasanya,jika kita berobat ke dokter minimal butuh waktu 10 menit.Bahkan bisa lebih lama karena harus antre.

NAMUNdi tangan Dirgantara Reksa Ginanjar dan Muhammad Ironanda Kurnia Jabbar, siswa kelas I SMA Pribadi, Kota Depok,Jawa Barat, waktu untuk memeriksa kondisi kesehatan cukup satu menit. Kokbisa? Ini tak lain karena kemampuan Dirgantara danIronandamenciptakansebuah program komputer yang diberi nama Virtual Doctor.

Dengan program ini, jenis penyakit yang diderita pasien bisa diketahui cukup dengan memasukkan data-data. Antara laindatanama,umur,temperatur suhu badan (setelah dicek dengan termometer), dan keluhan yang diderita pasien ke dalam komputer yang sudah diprogram. Program komputer yang dibuat Dirgantara dan Ironanda berhasil meraih medali emas di International Science and Technology Exhibition (ISTE) di Brasil yang diikuti 17 negara dan International Computer Project Olympiad(ICPO) di Turkmenistan yang diikuti 37 negara.

Tak hanya itu, program karya pelajar berprestasi ini juga mampu merekomendasikan obat yang layak diminum pasien. ”Misalnya pasien mengalami gejala pusing dan demam. Setelah data si pasien dimasukkan ke dalam program Virtual Doctor, maka bisa diketahui jenis penyakit yang diderita, obat yang harus diminum, sampai terapi pemulihan. Jenis obat yang direkomendasikan aman dan tidak memerlukan resep dokter,” tutur Ironanda didampingi rekannya, Dirgantara, saat ditemui di SMA Pribadi, Kota Depok,kemarin.

Bisa dikatakan, program karya Ironanda dan Dirgantara bisa mengurangi kesibukan dokter dalam melayani pasien. Bahkan pasien bisa mendeteksi sendiri penyakit mereka dengan program tersebut. Bukan tidak mungkin, program mereka mampu mengurangi jumlah orang yang berobat ke dokter. ”Kalau memudahkan pekerjaan dokter itu ya,tapi mengurangi pasien atau orang berobat ke dokter tentu tidak.

Dalam program kami, hanya penyakit ringan yang mampu dideteksi karena memang data base yang kami buat sedikit,” kata Ironanda yang sempat satu tahun bersekolah di Cumberland Valley High School,Amerika Serikat. Untuk penyakit berat seperti kanker, stroke, dan diabetes tidak ada dalam data base.Penyakit lain yang bisa dideteksi program ini antara lain diare, influenza,demam berdarah dengue (DBD),malaria, rabies.

Menurut Dirgantara dan Ironanda, beberapa dokter sempat meragukan program yang mereka buat. Program karya siswa-siswa cerdas ini dianggap prematur dan tidak efisien.Namun dua dokter senior di RS Ridwan Mauraksa, Jakarta, yakni dokter Andi (ahlipenyakitdalam) dandokter Fauzan (dokter umum) mendukung program Virtual Doctor ini.

”Selama enam bulan pembuatan program,dokter Andi dan dokter Fauzan yang membimbing kita.Mereka menilai, program yang kami buat bagus dan bisa dimanfaatkan,” ujar Dirgantara. Dukungan dan bimbingan juga diberikan Manager Engineering Tools Microsoft Indonesia Fuady Rosma Hidayat. ”Proses penyempurnaan program kami banyak dibantu Pak Fuady.

Beberapa kendala dalam pembuatan program yang kerap kami alami dapat diatasi berkat saran dan rekomendasi beliau,”papar Dirgantara. Ironanda menambahkan, ide membuat program Virtual Doctor muncul secara tibatiba. Dia dan Dirgantara yang sama-sama memiliki hobi mempelajari komputer merasa perlu memberikan solusi bagi masyarakat Indonesia yang malas atau takut berobat ke dokter. Kemampuan Dirgantara dan Ironanda membuat program komputer lahir secara alami.Keduanya belum pernah mendapatkan pendidikan khusus di lembaga terkait.

Gemar main game di komputer yang ”menjerumuskan” mereka ke dalam pergaulan dengan alat canggih tersebut. ”Sejak kecil saya sudah main gamedi komputer.Dari situlah keingintahuan terhadap komputer terus bertambah,” ungkap Ironanda yang menguasai bahasa Inggris dan Spanyol. Sementara Dirgantara mengaku jatuh cinta kepada komputer sejak SMP juga lewat bermain game. ”Setelah bosan main game, saya cobacoba menginstal komputer, lalu membuat program sendiri,” jelasnya. (sazili mustofa)

Komisi Gratis

Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

Suryapromo

Software Iklan Baris Massal

Bikin Duit

tehnik PenjualanOnline Tercepat